576 Views |  Like

Renie

Age when it happend: 16
Where it happened: Jakarta
Langauge: Indonesia
Sex: Female
Rating: 5
Category: Straight

Namaku Renie, aku sekarang udah berkeluarga dan hidup bahagia. Kejadiannya ketika umurku 16 tahun, waktu itu aku jadi pembantu di salah satu keluarga di bilangan Jakarta Selatan.

Aku tahu wajahku tidak begitu jelek dan badanku lagi mekar-mekarnya untuk menarik lawan jenisku. Diam-diam rupanya majikan lakiku tertarik atas kemolekan tubuhku. Aku tahu itu dari cara memandangnya dan kebaikan yang sering kuterima darinya. Sebut saja tuan Herman. Sering sekali secara sembunyi-sembunyi memberikan tip baik mingguan maupun bulanan antara Rp. 250 ribu sampai 1,5 juta. Karena kebaikannya aku juga lama-lama tertarik dan melayani gurauan dia. Oh..ya, Tuan Herman cukup ganteng dan menawan.

Suatu ketika saat majikan perempuan sedang ke bandung untuk urusan keluarga, tuan Herman memanggil saya ke kamarnya. Ren… tolong bapak dipijitin… bapak kayaknya agak sakit…katanya. Sebagai pembantu saya nurut saja tanpa banyak bicara. Kemudian dibukanya seluruh baju dan celananya, yang tinggal adalah celada dalam Hing’S yang bisa kucuci dan setrika. Aku sedikit terpana melihat badan tuanku yang cukup ganteng, terutama benjolan yang ada di selangkangan tuanku. Kemudian Herman tengkurep untuk dipijat.

Ren…. ayo dong.. jangan bengong aja di situ tegurnya. Baik pak.. jawabku sedikit gugup dan salah tingkah. Bayangkan di rumah kami hanya berdua. Kemudian aku mencoba memijit-mijit punggun tuan Herman sambil diam. Aduh Ren enak sekali pijitanmu…katanya sedikit mengagetkan. Coba kalau ibu bisa mijit kayak kamu…lirihnya. Aku diam saja ngak berani menjawab.

Ren….katanya lagi. Bapak seneng sama kamu… Deg! rasanya jantung berdegup keras. Kamu cantik dan menggairahkan…. lanjutnya lagi. Sebetulnya kamu nggak pantes jadi pembantu kok… tambahnya lagi. Ach…tuan bisa saja…saya kan orang kampung dan tidak berpendidikan… jawabku tersanjung.

Bener kok Ren… sambil berbalik dan memegang tanganku. Bapak sebetulnya naksir sama kamu…sambil memandang tajam. Aku menunduk tak mampu menantang mata yang sedang membara asmara. Tiba-tiba slep… sesuatu menempel di bibirku. Aku sejenak tak bisa bernapas dan agak meronta. Namun lama-lama kurasakan desiran nikmat dari ciuman menggelitik di bibirku. Aaaach…aaaach… desahku dan aku membalasnya dengan penuh gairah.

Entah karena balasan ciumanku, tuan herman semakin berani meraba-raba dadaku. Aduch…tuan jangan keluhku. Namun tuan herman tidak memperdulikannya dan terus meremas kedua gunung kembarku sambil terus menyumpal bibirku dengan bibirnya. Aku pasrah ketika tuan Herman memereteli serulu bajuku sampai telanjang. Tuan Herman berhenti menciumi bibirku dan pindah menciumi kedua teteku dan menyedotnya seperti bayi yang lagi menyusu. Sementara tangannya meraba-raba daerah selangkanganku. Oooooh…rintihku sangat nikmat.

Pantastik… ini pengalaman pertama yang mengasikan. Aku terlena dan serasa terbang ke angkasa. Tak kuat rasanya kedua kakiku menahan beban tubuhku. Tuan Herman tahu itu, kemudian di terlentangkannya aku di atas kasur yang biasa kurapikan. Sambil terus menciumi bibir dan kedua susuku, tuan Herman terus menggelitik kemaluanku. Aaaach….aduuuuh…tuan enak sekali…. kataku tak karuan. Tenang sayang kamu akan merasakan yang lebih enak lagi…jawabnya. Aku ngak ngerti maksudnya dan memang ngak sempat memikirkan apa yang dikatakannya. Aduuh…tuan terus…kataku sabil mengerinzal kesana kemari.

Sejenak aku kehilangan ciuman dari tuan Herman. Oooooh… apa yang tuan lakukan….rintihku. Aku merasakan tuan Herman menjilat-jilat memeku dengan napsunya. Enak sayang… enak sekali memekmu…. katanya. Ooooh…, aduuuuh tuan enak sekali…. rintihku berkali-kali. Aku merasakan basah sekali di kedua selangkanganku. Belum sempat memikirkan apa-apa, tiba-tiba tuah Herman menindihku. Aduuuuuh, sakit tuaaaaan!!!! Sesuatu benda keras merobek selangkanganku. Perih dan sakit, sampai air mataku keluar, namun tuan Herman tetap menindihku dan terus mencium bibirku.

Sedikit-demi sedikit rasa sakit dan perih itu hilang dan digantikan dengan rasa nikmat serta gelora napsu yang semakin membara. Tahu bahwa aku menikmati permainannya, tuan Herman secara konstan menggenjot pantatnya naik turun. Oooh…aduuuuh…aduuuuh… terus tuan…aku menikmatinya. Semakin lama-semakin bergairah dan lenguh saya tan tuan Herman saling bersahutan…sampai akhirnya aku merasakan desakan yang sangat aneh dan nikmat diseluruh tubuhku. Ooooooh….tuaaaaaan… aku mengejang berbarengan dengan kenikmatan puncak tersebut datang. Auuuuuuuch….erang tuan herman sambil kejang juga, rupanya dia juga merasakan hal yang sama. Di selangkanganku terasa kontol keras tuan Herman berdenyut-denyut sambil memuntahkan sesuatu yang hangat ke dalam memekku.

Wow nikmatnya tidak terbayangkan oleh orang lugu seperti aku ini. Ini betul-betul luar biasa yang pernah kualami selama hidupku. Aku rasanya tidak akan melupakan peristiwa indah tersebut bersama tuanku tersayang. Sejak itu aku dengan penuh kasih sayang melayani semua keperluan tuan Herman dari mencuci dan mensterika baju sampai melayani membawakan minim dan makan yang tidak pernah dilakukan oleh majikan perempuanku. Tuan Hermanku semakin sayang sama aku dan banyak memberikan uang tip yang tidak diketahui oleh istrinya. Aku selalu senang melayani kebutuhan sek tuang Herman apabila dia menginginkannya… dan aku selalu terpuaskan. Ooooh…tuan Hermanku tersayang.

Dua tahun kemudian, tuan Herman pindah ke kota lain karena urusan tugas. Namun sayang istrinya tidak mengijinkan aku ikut dengan mereka, padahal aku ingin selalu dekat dengan tuan Hermanku terkasih. Aku pulang kampung ke Sukabumi dan menikah dengan teman kampungku yang bekerja di Jakarta. Kini aku hidup bahagia dengan seorang anak munggil yang mungkin buah cintaku dengan tuan Herman. —Tamat–

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience