516 Views |  Like

Dudi

Age when it happend: 26
Where it happened: Kuala Lumpur
Langauge: Indonesia
Sex: Male
Rating: 5
Category: Straight

Tunggu Aku Di Jakarta mu

Orang Malaysia menyebut kami dengan istilah “Indon”. Seperti orang Indonesia memanggil mereka yang berkebangsaan asal Tiong Hoa dengan sebutan “China”, sebutan yang berbau Racisme. Karena dengan sebutan itu mereka menyebut kami “indon” itu identik dengan kata bodoh dan miskin. Memang urban dari Indonesia banyak yang begitu, tapi kami manusia yang tidak bisa disebut bodoh dan miskin.

Persoalan ini yang aku perdebatkan dengan boss ku di kantor, perempuan muda yang cantik segaris dengan rupa Celine Dion, anak 2. Namanya Cik Wani. Aku bilang kalau aku tidak bodoh dan miskin. Cik Wani sangat mengakui itu, dia sangat menyanjung kepintaran ku. Hingga sering nya berbincang di Ruang (bilik) manajemen, aku merasa kalau tatapannya lain, matanya berbicara. Saat aku mau pamit setelah dia berpura-pura memanggilku untuk urusan pekerjaan agar tidak diketahui orang, aku berdiri, Cik Wani mendekat, hingga akhirnya wajah kami hanya berjarak 5 senti meter satu sama lain, Saat itulah aku mncium bibirnya yang memang merah ranum itu, kami berpagutan. Aku hanya punya waktu 5 menit untuk deep kiss itu. Karena orang lain bisa curiga.

Akhirnya selalu begitu, setiap minggu selalu saja ada alasan dia memanggil aku ke biliknya, hingga suatu saat dia berhalangan hadir ke kantor karena harus presentasi ke client perusahaan kami. Namun aku tetap dipanggil juga ke ruangan manajemen dengan alasan staf yang paham IT, Ada Cik Syafrul disana sebagai wakil Cik Wani, yang segera menyuruh aku menyampaikan satu keping cd presentasi yang tertinggal, ah ini hanya alasan saja dari Cik wani kekasih gelapku itu.

Setelah ber-telephone tempat bertemu, kami menuju hotel di kawasan Bangsar, Aku sudah menduga kalau ia menginginkan hal lebih dari sekedar deep kiss dan raba-raba dada denganku, karena tidak mungkin dia presentasi pada big client perusahaan tanpa membawa cd presentasi.

Yah, di kamar hotel itu kami bercinta, memuntahkan segala yang selama ini tertahan, Dalam telanjang, kami bergulat, sambil menindih dan menekan pantatku, aku berkali-kali bilang, Indon tidak bodoh kan? Indon hebat kan?… Cik Wani mungkin tidak peduli selain merasakan himpitanku, karena pembantunya di rumah dan office boy perusahaan kami juga Indon, yang memang tidak pintar dan tidak kaya, bisa nya mencari muka.

Dalam erangannya, Cik Wani berbisik.. Aku sadar, kini tidak ada Indon atau Malay, yang ada hanyalah dua manusia yang gila bercinta.

Kini aku tinggal dan bekerja di Jakarta, kami masih berkirim email yang tentunya panas, mengenang cinta kami yang berkali-kali di berbagai tempat.. email terakhir dia, mengutip lagunya Sheila on 7 yang sangat ngetop di Malay,

Tunggu Aku di Jakarta Mu…

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience