2287 Views |  Like

Anto

Age when it happend: 17
Where it happened: Rumah
Langauge: Indonesia
Sex: Male
Rating: 2
Category: Straight

Hallo semua, namaku Anto, aku akan menceritakan pengalaman seks yang aku alami pertama kali. Sekarang aku kuliah di

salah satu PTS terkenal di Jakarta, dan tinggal di rumah di kawasan elite di Jakarta Timur dengan ibu, adik, dan pembantuku.

Awalnya aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Jakarta Timur, sementara ibu dan ayahku tinggal di Singapura karena memang

ayah mempunyai perusahaan besar di negara itu. Namun, sejak nenek meninggal, ibu kemudian tinggal lagi bersama kami,

sedangkan ayah hanya pulang beberapa kali dalam setahun tetap seperti sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu

dan ayahku untuk tinggal di Singapura, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Jakarta Timur karena kami sangat suka

tinggal di tempat kami lahir.
Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang menunggu pengumuman kelulusan. Karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang

saat itu sudah tinggal bersama kami, meminta aku untuk selalu menjemputnya dari tempat senam setiap malam. Ibuku memang

pandai sekali menjaga tubuhnya dengan senam aerobik dan renang, sehingga walaupun usianya hampir 40 tahun, ibuku masih

terlihat seperti wanita 28 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus beserta payudara yang masih terlihat

padat walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan hingga kemudian terlihat

seperti wanita 28 tahunan. Aku mulai memperhatikan ibuku karena setiap aku jemput dari tempat senamnya, ibuku tidak mengganti

pakaian senamnya dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan

dandanan seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu

memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat berisi.
Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, aku tidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia

senam, dan setelah aku tanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna dan bilang agar aku menunggu di tempat

sauna yang tidak jauh dari ruangan senam. Aku pun bergegas menuju ruangan sauna karena aku tidak mau ibuku menunggu terlalu

lama. Saat sampai di sana, aku melihat ibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi sedikit

tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada, perut, dan sedikit pahanya, sehingga sebagian paha ibu yang mulus dan

seksi itu terlihat dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku menghampiriku dan bilang agar aku

menunggu sebentar. Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku saat dia berjalan

menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar kemaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua

pria akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya.
Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang duduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas

goyangan payudara ibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombang atau polisi tidur. Ibuku berpakaian

biasa dengan jeans yang agak ketat dan seluar panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu terbayang lagi saat aku

melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat mandi.
“Bob… kenapa kamu diam aja, ada apa denganmu, sayang?” tanya ibuku mengejutkanku yang agak melamun membayangkan tubuhnya.
“Tidak apa-apa,” jawabku gugup.
Kami pun sampai di rumah agak malam karena aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya

dan sebelum dia masuk ke kamarnya, seperti biasanya ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam. Kemudian dia masuk ke

kamarnya dan tidur.
Malam itu aku tidak bisa tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati dia ibuku, tapi masa bodoh pikirku

lagi. Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak minta masuk ke sarangnya. Gila pikirku lagi. Mau

menginginkan pelacur boleh saja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku. Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju

kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saat itu jam dua malam. Otakku sudah

mengatakan aku harus merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop

pintunya, aku melihat ibuku tidur terlentang sangat menantang. Ibuku tidur terlihat hanya menggunakan piyama yang longgar.

Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur

dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai.
Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi. Dengan

tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit

karena batang kemaluanku terjepit oleh celana dalamku. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku sembari meremas

payudaranya dengan perlahan. Takut kalau ia bangun, tapi mungkin karena nafsuku yang sudah memuncak aku tidak mengontrol

remasan tanganku ke payudara ibuku. Karena remasanku yang terlalu bernafsu ibu terbangun.
“Anto,apa yang kamu lakukan? Aku ibumu sayang…” sahut ibuku dengan suara pelan.
Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat,

terlanjur pikirku, aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku

hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku kemudian aku kabur atau dia membunuhku.
“Cukup Anto…hentikan sayang…mmm…ah…mmm…” kata ibuku. Tapi yang membuatku aneh ibu tidak sama sekali menolak dan

berontak. Malah, ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas dan malah mendesah saat kuhisap leher dan belakang telinganya,

dan aku merasa burungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, dan ternyata itu adalah paha ibuku.
“Sayang, kalau kamu mau…katakan saja terus terang…Ibu akan berikan…” kata ibuku di antara desahannya. Aku terkejut

setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukan seperti ini.
Dengan gemas, aku meremas payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka piyama yang ibu pakai dan

kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai, dan setelah bra yang ibuku kenakan terlepas,

kulihat payudara ibu yang cukup besar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan

ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibu dengan

kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas belahan payudara lainnya hingga puting

payudara ibu agak memerah karena kuhisap. Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas karena ukurannya yang memang cukup

besar dan masih kencang.
“Anto, kamu dulu juga menghisap payudara ibu juga seperti sekarang…” kata ibuku sambil dia merem-melek karena keenakan

puting susunya kuhisap dan memainkannya dengan lidahku.
Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Aku melihat celana dalam yang ibu kenakan sudah basah. Aku

kemudian mencium celana dalam ibuku tepat di atas kemaluannya. Dengan cepat kutarik celana dalam ibu dan melemparkannya ke

sisi ranjang lalu terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah. Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang lebat

walaupun begitu, garis lubang kemaluan ibuku masih dapat dilihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa melihat

pemandangan indah itu. Dengan naluri laki-laki, kucium lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu. Setelah itu kuhisap kliterisnya

yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan

kepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya. Di sana terdapat cairan yang keluar dari lubang

kemaluan ibuku yang kemudian kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak tahan dengan perlakuanku, dia menggelinjang

hebat, bergetar dan kemudian mengejang sambil menengadah dan mendesah. Aku merasakan ada cairan kental yang keluar dari dalam

lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibuku baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu terlihat

sangat lelah.
Kemudian aku bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang, sini Mami hisap kontolmu,” dan tanpa

dikomando dua kali aku kemudian duduk di sebelah wajah ibuku, kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang

sudah sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku tapi dia tidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Mungkin dia

memperkirakan, apakah kemaluanku muat untuk masuk ke dalam mulutnya. Aku kemudian menciumnya di lehernya. Batang kemaluanku

yang sudah sangat keras meminta diservis. Tanpa disangka, ibu sangat suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum

bangga melihat batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 25 cm dengan diameter kira-kira 5 cm.

Aku sudah tidak tahan lagi, hingga kudorong kepala ibuku dan dengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Ibuku agak

tersedak untuk beberapa saat, namun dia dapat menyesuaikan dengan batang kemaluanku. Dengan cepat dan liar ibuku mengocok

batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa dan tidak dapat kulukiskan dengan

kata-kata.
Tak lama setelah itu, Ibuku tersenyum untuk kemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku

tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke

dalam sarangnya yang hangat. Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang kemaluanku terasa berdenyut

saat ibu dengan lembut membelai dan meremas batang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar kuusap

permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih

membasahi bibir lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang.
“Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya…” kata ibuku pasrah, kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk

masuk ke dalam lubang kemaluannya.
Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan

ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk, kudorong pinggulku ke depan dan masuklah kepala batang kemaluanku ke

dalam lubang kemaluan ibu yang ternyata masih terasa sempit untuk orang seumurnya, kudorong lagi, dan lagi, hingga akhirnya

batang kemaluanku masuk seluruhnya ke dalam liang senggama milik ibuku.
Aku merasakan sensasi yang sangat dashyat saat dinding di lubang kemaluan ibuku seperti memijat batang kemaluanku,

gila meski aku pernah setubuh dengan perawan, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar biasa dibanding dengan yang

lainnya. Aku menggoyang pinggulku maju-mundur diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang liar. Kami kemudian berganti

posisi dengan ibu berada di atasku hingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekali kenikmatan yang ibu berikan

kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dan gerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan seks yang

kurasakan. Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannya semakin tidak karuan, aku dengan nikmat

merasakannya sambil kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku.

Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam di dalam

lubang kemaluan ibuku. Tapi aku belum orgasme, jadi kami melakukan doggy style. Aku menggoyang kembali pinggulku maju-mundur,

sembari mencium belakang telinga ibuku. Selain itu, tanganku juga beraksi. Tangan kananku kugunakan untuk meremas

payudaranya, yang ternyata putingnya masih tegang. Sedangkan tangan kiriku kugunakan untuk meraba-raba daerah luar dari

lubang kemaluannya. Setelah puas meraba dan meremas, kupegang pinggul ibuku, kemudian kupercepat gerakan pinggulku. Tak lama

kemudian, ibuku orgasme kembali. Namun, karena aku belum mengalami orgasme juga, maka aku dan ibuku sepakat untuk melakukan

seks lagi hingga aku mengalami orgasme. Ibuku yang masih ingin merasakan batang kemaluanku itu, menyarankan agar kami

melakukannya lagi dengan cara yang pertama. Karena menurutnya, cara tersebut membuatnya lebih cepat mencapai orgasme. Selain

itu, waktunya juga sudah mulai menipis, dimulai jam dua dan harus berakhir jam empat, karena adikku bangun pada jam segitu.

Aku sebagai anak menurut saja, walaupun ingin mencoba juga beberapa gaya seks yang lainnya. Akhirnya kumasukkan lagi batang

kemaluanku, namun kali ini aku tidak pakai pemanasan. Aku mendorong seluruh batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan

sekali dorong. Ibuku hanya bisa mengeluh. Seperti sapi yang ditusuk hidungnya, ibuku hanya mengeluh saat kugoyang pinggulku

maju-mundur dengan cepat sembari kuremas-remas kedua belah payudaranya dengan kedua tanganku. Kegiatan tersebut berlangsung

cukup lama, hingga akhirnya ibu terkulai lemas menandakan dia telah mencapai orgasmenya. Sedangkan aku merasakan bahwa aku

akan mencapai puncak, dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluan ibuku, air maniku menghambur di dalam

lubang kemaluan ibuku. Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan.
Saat aku masih menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, ibu mencium bibirku dan berkata, ” Kamu orgasme biar di mulut Ibu saja..

tapi tak apa, yang tadi tetap enak kok.”
Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih kutindih dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku

memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun tertidur karena kegiatan yang sangat

melelahkan itu.
Pagi harinya saat aku bangun, ibuku sudah tidak ada di sebelahku. Kemudian aku berpakaian dan menuju dapur mencari

ibuku, kulihat ibuku tengah menyiapkan sarapan bersama adikku yang masih Sekolah. Aku bingung karena ibuku seperti tidak

terjadi apa-apa di antara kami. Padahal aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri tadi malam. Namun karena dia begitu, aku

pun melakukan hal yang sama.
Seperti biasanya, aku menjemput ibuku dari tempat dia senam, dan saat perjalanan pulang kami berbual tentang

persetubuhan kami tadi malam dan kami berjanji hanya kami yang mengetahui kajadian itu. Tiba-tiba saat kereta kami sedang

berada di jalan yang sepi dan agak gelap, ibuku menyuruhku menghentikan mobil, aku menurut saja. Setelah mobil dipinggirkan,

dengan ganas ibuku mencium mulutku. Kemudian membuka celanaku dan menghisap batang kemaluanku yang sudah keras saat ibuku

mencium bibirku tadi. Aku hanya terengah-engah merasakan batang kemaluanku dihisap oleh ibuku yang dilakukannya sambil

memainkan buah zakarku. Beberapa saat kemudian, maniku menyembur di dalam mulut ibuku dan dia menelan habis maniku walaupun

ada sedikit yang meleleh keluar. Ibuku kemudian membersihkan sisa maniku yang menetes ditangannya dan batang kemaluanku. Tak

kusangka ibuku menelan calon-calon cucunya ke dalam perutnya. Tapi aku sih senang, ibuku mau menghisap batang kemaluanku saat

kami masih di dalam mobil. Kami berciuman dan melanjutkan perjalanan pulang dan kemudian tidur seranjang dan “bermain” lagi.

Kami berdua terus melakukannya tanpa sepengetahuan orang lain. Kami terus melakukannya setiap hari dan tak pernah merasa

bosan karena selalu mencoba gaya-gaya seks yang baru. Sejak persetubuhan kami yang pertama, dua bulan kemudian ibuku merasa

dia hamil, dan ibu bilang bahwa sebelum bersetubuh denganku, ibu sudah lebih dari enam bulan tidak bersetubuh dengan ayahku,

karena memang ayahku terlalu sibuk dengan perusahaan, dan hotel-hotelnya. Ibuku yakin dihamil olehku karena selain dengan

ayahku dan aku, ibu belum pernah perhubungan seks dengan lelaki lain. Ibu menggugurkan kandungannya karena dia tidak mau

punya bayi dari aku. Walaupun begitu, kegiatan seksku dengan ibuku masih berlanjut.

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience