793 Views |  Like

Alin

Age when it happend: 11
Where it happened: my house
Langauge: Indonesia
Sex: Male
Rating: 5
Category: Straight

Aku masih teringat kejadian antara aku dan Alin sekitar 8 tahun yang lalu.

Ketika itu dia masih 8 tahun dan aku 11 tahun. Ketika itu kita sedang bermain berdua di rumahku. Tak ada orang lain kecuali kita berdua. Setelah lelah main berjam-jam, akhirnya kami duduk keletihan diatas sofa ruang keluarga. Aku mengambil segelas air didapur untuk membasahi tenggorokan keringku. “Mas, aku nyalain VCD ya?”, izin Alin dari ruang kelurga. “Iya”, jawabku singkat. Lalu aku sempat duduk sebentar didepan kulkas yang terbuka, sekedar mendinginkan badanku. Tak ada suara dari Alin. Setelah merasa cukup segar,aku kembali ke ruangan tamu. Namaun disana aku lihat, Alin termangu didepan TV terkejut dengan apa yang diputar VCD player itu. Ternyata Alin memutar VCD porno kakakku yang tertinggal didalam player-nya. Aku hanya bisa diam juga, ketika baru pertama kali aku melihat gambar seorang wanita menghisap kemaluan seorang lelaki. Diumurku waktu itu, tak terbayang hal itu bisa dilakukan!

“Ini film apa, Mas?” Tanya Alin pelan. Aku hanya diam. Lama aku baru menjawab, “enggak….tau..”. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Tapi yang aku tahu aku merasakan sensasi yang aneh melihat tayangan itu. Aku merasakan detak jantung berdebar, takut, tetapi sekaligus penasaran. Dan satu yang aku tahu aku merasakan penisku membesar. “Orang itu lagi ngapain, Mas?” Tanya Alin polos. Lalu Alin mengatakan satu kata yang membuat aku termangu; “Cobain yuk, Mas! Emang enak apa itu?”. Aku sempat berpikir sejenak, lalu hanya sekitar lima detik aku memutuskan untuk melakukannya.

Perlahan kudekati Alin yang menunggu didepan TV. Dia tampak antusias, tertawa-tawa kecil. Aku berdiri sedikit gemetaran disamping Alin. Lalu dia berlutu didepanku. Tanpa ragu dia langsung menarik turun celana pendekku. Kini aku hanya mengenakan celana dalam warna putih. Alin sempat meraba-rabanya. Aku merasa geli luar biasa, aku sempat mundur sejenak. Lalu aku melangkah maju lagi. “Ini yang namanya titit, ya Mas?” Tanya Alin sembari meraba-raba penisku. Aku hanya menjawab mengangguk. Penisku kurasakan semakin membesar. Kini Alin menarik turun celana dalamku. Dan aku hanya mengenakan kaos kutang saja. Kurasakan tangan hangat Alin menggenggam penisku. Dia melirik sejenak film porno di TV, untuk mengetahui cara menghisap penisku. Sesaat kemudian di kembali menoleh ke penisku. Penisku yang waktu itu sekitar 10cm, sudah tegang sepenuhnya. Aku pertama kalinya merasakan penisku begitu tegang. Alin mengangkat batang penisku dan mulai menciumi kepala penisku yang baru disunat sekitar 4 bulan sebelumnya. Dia meciumi dengan antusias. Aku hanya bisa berdiri diam menahan kenikmatan yang amat sangat yang menerjang tubuhku. Lama setelah Alin mengulum kepala penisku, kini dia makin memasukan penisku kedalam mulutnya. “Ah…pelan-pelan, Lin” Alin hanya mengulumnya, mengemutnya. Kulirik TV, lalu kulihat wanitanya bergerak maju mundur, mengeluar-masukan penis kedalam mulutnya. Lalu baru kusadari ini belum benar. Aku menarik keluar penisku dari mulut Alin, lalu kumasukkan kembali. Begitu berulang sampai Alin bergantian yang maju-mundur. Alin diam tak berkata, menikmati batang penisku dalam mulutnya.

Sekitar lima menit kemudian aku merasa ada yang mau keluar dari penisku. Aeperti aku ingin pipis, tapi aku tak bisa tahan. Alin tak perduli lenguhanku makin kencang. Sampai akhir aku tak kuat lagi menahan apa yang hendak keluar dari penisku. Aku langsung tarik penisku keluar dari kurungan mulut Alin. Sedetik kemudian, croot!, keluar cairan putih kental. Cairan itu muncrat keluar hingga mengenai wajah Alin. “Ah! Apa itu, Mas?” Alin bingung. Baru sekali itu aku dan Alin emlihat cairan sperma. Dan baru kali itu aku merasakan kenikmatan seks. Lewat banuan teman kecil samping rumahku, Alin. Aku merebahkan diri dilantai, masih kaget dengan apa yang baru terjadi. Aku merasa lelah, tapi merasa puas dan enak sekaligus. Kegilaan Alin kecil ternyata tak sampai disitu saja. Dia menghampiri tubuhku yang merebah dan mulai memungut dan mengendus cairan yang tercecer dilantai. Dia menaruhnya sebgian dimulutnya. Dia rasakan dalam lidahnya cairan spermaku. “Enak, Mas!” katanya riang. Sekejab dia sudah dipenisku kembali, menjilat habis sperma yang menempel di penisku. Aku merasakan amat geli pada kepala penisku. Tapi nikmat…

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience