2151 Views |  Like

Di Kamar Mandi

Age when it happend: 15
Where it happened: kamar mandi
Langauge: Indonesia
Sex: Male
Rating: 5
Category: Straight

Kejadiannya udah lama, sewaktu aku masih kelas satu SMA, pertama kali making love dengan cewe. Ceweku namanya Wida, dia cantik, putih dan bodynya padat berisi. Rumahnya tidak jauh dari rumahku. Dia dulu teman sekelasku waktu kami kelas enam sekolah dasar. Aku memang cinta berat sama dia, dan dia juga cinta benget sama aku. Pacaran waktu itu tidak pernah ke arah sex, paling cuma ngobrol-ngobrol aja, itu pun juga kami masih suka malu-malu. Selepas SD dia tinggal di luar kota bersama kakaknya. Sampai aku masuk SMA kami tidak tahu kabarnya lagi. Kadang dia pulang tapi cuma sebentar, tidak sempat juga kami ketemu.

Tiba-tiba ketika aku pulang sekolah aku lihat dia di beranda rumahnya. Rupa-rupanya dia pulang. Dia senyum ke arahku, aku pun membalas senyumannya. Aku gembira sekali bisa melihat wajahnya. Dadaku langsung berdegup kencang. Selepas isya aku keluar rumah dan kulihat dia lagi membeli sesuatu di warung dekat rumahku. Aku pun kaget, karena biasanya dia mampir ke rumah tidak pernah lama. Kebetulan, kemudian aku samperin dia dan kami pun ngobrol sana sini. Rasanya udah kanget banget pengen ngobrol sama dia. Karena ditunggu sama kakaknya, nggak lama Wida pun pergi, tapi dia sempat bilang kalau mau balik lagi menemuiku. Aku pun menunggu.

Lama juga aku tunggu tapi Wida belum juga kelihatan. Pas aku mau samperin dia di rumahnya, kulihat Wida berjalan ke arahku. Aku pun bergegas ke arahnya. Eh tiba-tiba dia berhenti di depan kamar mandi tetanggaku yang memang terpisah dari rumah. Tahu kalau aku jalan ke arahnya dia pun menyelinap masuk ke dalam kamar mandi. Aku pun kaget, khawatir juga kalau-kalau ada orang melihat kami ke arah sana. Untung waktu itu cuacanya agak mendung, sehingga sinar rembulan tidak begitu terang menyinari dan tidak ada lampu di kamar mandi. Karena agak gelap aku pun mencoba masuk pelan-pelan sambil meraba-raba. Kulihat Wida berdiri di dekat tembok dan langsung aku hampiri. Kupegang tangan kirinya yang lembut dengan erat, dia pun langsung memmelukku. Kami pun berpelukan erat, yang juga pertama kali aku berpelukan dengan cewe. Dia berbisik memanggil namaku “oh Deni…”.

Saat itu aku cuma bisa diam, nggak tahu apa yang harus aku bilang sama dia. Saat itu yang ada hanya gemuruh rindu di dadaku. Perlahan-lahan kutengadahkan mukanya, kucium keningnya, kedua matanya, terus kebawah… ke bibirnya yang lembut. Kami pun saling mengulum biri dan berpagut lidah. Inilah pertama kali aku merasakan berciuman, rasanya nikmat sekali. Kontolku pun perlahan-lahan bangun. Sambil berciuman kucoba tanganku masuk ke dalam bajunya. Kuelus punggungnya yang halus dan kusentuh toketnya dari sela-sela BHnya.

Akhirnya kubuka juga BH dan kancing bajunya, kemudian kuremas toketnya yang besar dan padat. Dia pun meleguh keenakan. Kontolku pun makin keras menegang. Kubimbing tangan Wida ke arah celanaku. Dia pun sigap, sedikit-sedikit dia buka resleting dan melorotkan celanaku bersama celana dalamku. Kini Wida pun mengulum bibirku sambil mengurut-urut kontolku yang makin ngaceng. Kulepas pagutan bibir Wida, kucoba telusuri lehernya… terus ke bawah ke toketnya. Kusedot puting kanannya sambil kuremas pantatnya yang padat. Napasnya kini makin memburu keenakan “oh.. Deni.. oh…” Perlahan kucoba kusentuh pula memeknya dari luar CDnya… rupa-rupanya sudah cukup basah juga… Kuselipkan jariku masuk ke dalam CDnya yang putih sambil kubelai memeknya. Waktu itu bulu2 halus sudah tumbuh di sekitar memeknya dan kusentuh ada daging kecil yang menegang yang ada diantara belahan memeknya. Ketika aku coba gosok palan belahan memeknya yang agak basah, Wida pun menarik nafas lagi “ohhh… Deni.. oh sayang…” Tak sabar akhirnya kulepas juga CD-nya dan kutempatkan kaki kirinya pada tumpukan batu-bata sehingga kedua pahanya terbuka lebih lebas sehingga jemariku lebih leluasa mengelus belahan itilnya. Wida pun makin keenakan, ini kurasakan dengan makin banyaknya lendir yang keluar dari memeknya. Kontolku yang dielus Wida pun makin mengeras. Sesekali jelari Wida mengusap2 lubang kencing pada ujung kontolku.

Makin konak, aku pun mencoba berjongkok terus masuk ke dalam roknya. Kuciumi belahan memeknya, kukenyot itilnya yang tegang dan kutekan2 lidahku ke dalam vaginanya yang terus mengeluarkan lendir agak asin dan nikmat itu. Wida pun berteriak2 kecil “ahh Den.. aduh… ahh.. aduh…” Sampai akhirnya mungkin udah nggak tahan pahanya menjepit kuat mukaku sambil menjerit lirih “aaahhh… Deni aku keluar… ahhh… ahhh… aahhh…” Lendir yang keluar dari memeknya makin banyak dan kujilat habis. Aku tahu dia telah mencapai klimak. Dia pun memelukku erat sambil menciumku. Kami pun terdiam sejenak.

Diam-diam tangan Wida kembali memegang dan mengelus2 kontolku yang masih berdiri kokoh. Kami pun saling mengulum bibir lagi, tak lupa sambil kuelus2 juga belahan memeknya yang kini licin karena lendir. Pelan-pelan Wida menurunkan jilatannya menelusuri dadaku, terus ke bawah ke pusarku dan ke kontolku. Dipengnya kontolku kemudian dikulumnya maju mundur dengan lembut. Aku pun kelojotan diperlakukan begitu, karena pertama kali barangku dikulum bibir cewe. Sesekali dijilatnya lubang kencing kontolku yang juga sudah berlendir.

Setelah agak lama aku angkat muka Wida. Dalam posisi berdiri kuangkat lagi paha kirinya dan kutempatkan kaki kirinya pada tempat yang agak tinggi, sehingga kini memeknya bisa terbuka lebar. Kupegang kontolku yang berdiri tegang dan kuusap-usap perlahan ujung kontolku menelusuri belahan memeknya yang kembali mengeluarkan lendir. Mata Wida kulihat merem melik, nafasnya tak teratur. Makin lama usapan ujung kontolku makin mendesak ke dalam dan akhirnya tertahan. Ini mungkin gerbang masuk ke dalam vaginanya pikirku. Akhirnya kubilang “Wid.. kita coba ya…” dia nggak jawab. Dikit-dikit kucoba tekan kontolku ke dalam. Susaahh sekali… Kutekan lagi, nggak masuk juga. Kemudian kucoba lagi… sekarang agak masuk dikit. Kukeluarkan lagi kontolku sambil kubelai2 itilnya, lalu kutekan lagi. Kini makin dalam. Kutarik dikit lagi terus kutekan kuat-kuat. Kini makin melesek masuk. Kutarik lagi dan kutekan lagi. Kurasakan lendir yang keluar dari memek Wida makin banyak sehingga kepala kontolku makin licin. Lalu kutekan lagi lebih keras dan “aduh Denn.. sakiittt… “. Terasa ada hambatan yang terbuka sehingga ketika kutekan lebih dalam kontolku lebih mudah masuk. Mungkin karena vagina juga sudah licin, makin mudah kontol kumasukkan ke dalam vaginanya. Ahhh…” kutarik nafas lega. Kini kontolku semuanya ada dalam memek Wida, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kuelus dan kuremas pantat Wida sambil kutekan kearahku sehingga tidak ada sisa batang kontolku yang tidak masuk ke vagina Wida. Kuciumi wajah Wida dan kukulum bibirnya. Wida pun makin aktif menyedot bibirku sambil menekan2kan pantatnya ke arahku sehingga kontolku terasa bergerak keluar masuk vagina. Kucoba kutarik dikit kontolku. “Ahh jangan dikeluarkan Den… ohh nikmat sekali… ” Nikmat benar memang rasanya making love pertama kali. Kemudian kumaju mundurkan kontolku yang basah oleh lendir memek Wida, “ohhh…ohhh… nikmatt Den… terus…” Dengan kuayun pantatnya kontol pun lebih gesit keluar masuk vagina dengan teratur. Wida pun meleguh lagi “ohh…ohh… aku nggak tahan…” Terus agak kupercepat goyanganku, dibantu juga dengan goyangan pantatnya, kini kontolku lebih terasa nikmattt. Setelah agak lama Wida berguman lagi “ohhh… Deni aku udah mau keluar… ahhh…” Aku pun sebetulnya udah nggak tahan juga saking nikmatnya “Ohh Wida aku juga mau keluar… kita sama-sama ahh..” Makin lama goyangan pantat Wida makin keras dan “ahh.. ahh.. aku keluar Denn ohhh nikmat sekali…” badannya bergetar sambil menekan pantatnya dalam2 ke kontolku. Aku pun makin susah mengayun dan akhirnya aku pun nggak tahan juga dann… ” serrr… ahh.. ahh… serr… serrr …. oh Wida… ” seperma pun mengalir ke di dalam memek Wida banyak sekali seperti nggak habis-habis. Spermaku banyak sekali sampai meleleh keluar memek Wida. Kami pun berpelukan sambil kontol tetap menancap di dalam memek Wida.

Perlahan-lahan setelah lemas kucabut kontolku dan kuelap sperma yang pada belahan memek Wida. Wida pun merunduk dan mengulum kontolku sambil menjilati sisa2 spermaku. Setelah itu kami saling merapikan pakaian. Kami berpelukan lagi dan berciuman lagi dengan hati puas.























Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience