1141 Views |  Like

yanni

Age when it happend: 17
Where it happened: rumah theo
Langauge: Malaysian
Sex: Male
Rating: 2
Category: Straight


Cerita dari Mecky – Yani

MEMEK YANI, PEMBANTU GUE Salah satu memek enak yang pernah gue cicipin adalah
memeknya si Yani, pembantu gue. Gue sendiri baru tau nikmatnya lubang di selangkangannya
setelah hampir setahun doi bekerja di tempat gue. Itu pun tanpa disengaja, karena gue memang
nggak pernah berminat ngentotin doi. Padahal, kalau mau, kesempatan untuk itu sangat
terbuka. Gue waktu itu ngontrak di lantai 4 sebuah rumah susun dekat, cuma berdua doi. Gue
nempatin kamar belakang, dan doi tidur di kamar depan yang lebih kecil. Secara fisik Yani, 20
tahun, lulusan SMA di kota P, Jawa Timur, cukup menarik. Wajahnya manis. Badannya
bagus, tidak kurus tidak gemuk, tapi cukup padat seperti umumnya cewek-cewek seumurnya.
Kulitnya coklat dan bersih. Teteknya kecil tapi masih kenceng. Betisnya bagus –jenjang dan
padat — seperti badannya. Pengalaman merasakan enaknya memek Yani bermula dari suatu
malem ketika gue lagi susah tidur. Gue berdiri di depan jendela kamar untuk melihat-lihat
‘pemandangan’ di luar. Tanpa sengaja, di sebuah kamar salah satu rumah lantai 3 di seberang
kamar gue, terlihat sepasang manusia sedang bercumbu di tempat tidur. Jendela kamarnya
cuma dilapisi vitrage tipis dan lampu kecil di kamar itu tidak dimatikan. Tentu saja gue
langsung tune-in ke sana, karena kamar gue gelap dan mereka pasti nggak tau sedang jadi
bahan tontonan. Lumayan lama pasangan tetangga gue itu bergumul di atas tempat tidur,
sampai kontol gue ngaceng berat dan kepala agak pening. Gue balik ke tempat tidur untuk
menenangkan diri. Setelah tegangan di selangkangan agak mengendor, mendadak gue pingin
kencing. Cepet-cepet gue keluar kamar untuk ke kamar mandi. Eh, di dapur yang bersebelahan
dengan kamar mandi, gue lihat Yani lagi duduk di atas meja dapur yang gelap sambil
memandang ke luar jendela. Ketika tahu gue mendekat, dia kaget sekali. Dan ketika gue
melongok ke luar jendela untuk melihat apa yang sedang dipandanginya, dia kelihatan malu
sekali dan secara refleks mau turun dari situ. Tapi badannya gue tahan dengan badan gue.
Sembari melongok ke arah luar jendela, gue tanya: “Udah mulai?” Yani menjawab pelan:
“Belum”. Setelah itu tidak ada suara lagi, karena kita berdua asyik menonton live show di
jendela bawah sana. Gue berdiri dengan badan merapat di badan Yani yang tetap duduk di atas
meja dapur. Kontol gue menempel di paha kanannya. Sambil nonton tangan gue menarik paha
Yani sampai benar-benar menekan kontol gue. Doi kelihatan suka, sehingga tanpa perlu
dipegangi lagi, pahanya terus menekan kontol gue yang cuma tertutup CD. Maka, tangan gue
bebas menggerayangi teteknya yang tidak berkutang. Setelah beberapa saat, tangan Yani
memeluk tangan gue sambil sesekali menekan dan meremas seperti memberi tahu bahwa doi
pingin teteknya diremas lebih keras lagi. Dengan tanggap gue turuti “perintah”-nya. Teteknya
makin mengeras dan pentilnya yang kecil mulai terasa agak basah. Tangan gue kemudian
turun. Live show di jendela bawah mulai masuk tahap paling seru (tau sendiri deh!). Dengan
satu tangan gue lepas CD Yani. Doi yang yang udah pasrah mengangkat sedikit pantatnya, dan
setelah itu membiarkan tangan gue mengelus-elus bagian luar memeknya yang sudah basah.
Gue masukin jari tengah gue ke dalem lubang memeknya. Memeknya semakin ngocor dan
Yani cuma merem melek sambil mendesah pelan … ahhhhh … ahhhhh ….. ahhhhhhhhh …. .
Agak lama kemudian, kedua paha doi merapat sampai menjepit tangan gue, lalu kedua
tangannya memeluk keras badan gue, dan pantatnya maju mundur secara ritmis beberapa kali
sambil mengerang keenakan. Jari tengah gue yang masih ada di dalem memeknya terasa seperti
dipijit-pijit. Setelah orgasme, nafsunya bukannya turun, malah makin tinggi. Tanpa malu-malu
lagi, doi melorotin CD gue, lalu dengan penuh nafsu menjilati biji dan kontol gue. Aduh mak,
gue ngerasa geli-geli-nikmat. Apalagi ketika pelan-pelan Yani memasukkan kepala nuklir gue ke
dalam mulutnya, sementara lidahnya berputar-putar menjilati bagian bawah kontol gue. Selagi
gue mendesis-desis keenakan, Yani memasukkan seluruh batang kontol ke dalam mulutnya.
Pelan-pelan doi tarik mulutnya, sambil kedua bibirnya mengatup rapat di seputar batang kontol.
Setelah itu doi selomot kontol gue keluar masuk mulutnya seperti orang makan es lilin. Saking
enaknya, pantat gue sampai maju-mundur seperti orang lagi ngentot. Bedanya, yang
mencengkeram kontol gue bukan memek, tapi mulutnya. Makin lama makin cepat. Kontol gue
makin keras dan terasa sudah mau muncrat. Yani sendiri sudah benar-benar nafsu, napasnya
mendengus-dengus makin keras, kedua bibirnya makin rapet “menggigit” kontol gue, dan kedua
tangannya meremas-remas pantat gue. Gue bener-bener udah nggak tahan. Segera gue tarik
kontol gue sampai lepas dari mulut doi, dan dengan susah payah gue tahan supaya peju gue
nggak sampai muncrat. Berhasil. Sambil mengatur napas gue lihat Yani sudah dalam posisi
duduk di meja dapur menghadap gue, kedua kakinya terjuntai ke lantai. Doi bener-bener
pasrah sewaktu gue melepas kaos singlet dan roknya. Dalam keadaaan telanjang bulat, doi gue
tarik sampai berdiri dan berpelukan dengan gue. Yani memeluk gue keras-keras, menempelkan
seluruh badannya ke badan gue. Bagian badannya yang menempel dengan kontol gue bahkan
ditekan lebih keras sambil digeser-geser lembut. Sementara bagian badan gue yang menempel
dengan teteknya juga gue teken lebih keras. Tangan gue mulai bekerja mengelus-elus
badannya. Mulai dari punggung sampai pinggang, pinggul, paha, dan naik lagi ke teteknya. Doi
terus mendesah-desah, makin lama makin keras, dan bibirnya mulai menjilati pentil gue.
Voltase gue tentu aja jadi meninggi lagi. Tangan gue mulai menegerayangi lagi memeknya yang
basah kuyup. Gue masukin jari satu jari gue ke dalam lubang memeknya, sementara lidah gue
mulai menjilati kupingnya. Rupanya itu membuat voltase doi bertambah tinggi juga. Lidahnya
bukan lagi cuma menjilati pentil gue, tapi mulai menjalar ke seluruh dada, perut, dan tanpa gue
sadar, kontol gue sudah dimasukkan lagi ke dalam mulutnya. Cepat-cepat gue cabut kontol gue
dari mulutnya, terus gue dudukkan lagi dia di atas meja dapur. Gue angkat keduanya kakinya
sehingga memeknya berada persis di penggir meja, siap untuk gue embat. Doi pun, saking
nafsunya, langsung mencengkeram kontol gue yang sudah sekeras besi untuk dimasukkan ke
dalam memeknya. Pelan-pelan kontol gue masuk ke lubang memeknya. Agak basah, tapi
lubang memeknya terasa agak sempit. Dan yang gila, dinding kiri dan kanan dari lubang
memeknya itu bergetar-getar seperti memijit-mijit batang kontol gue. Ketika gue mulai
menggoyang-goyangkan pantat untuk menggerakkan kontol maju mundur, pijitan-pijitan di
dalam memeknya semakin terasa. Enak banget. Yani sendiri sudah tidak bisa membuka mata
lagi karena keenakan. Napasnya nggak beraturan, dan dari dalem mulutnya keluar
erangan-erangan nikmat. Gue bisikin doi, “memek kamu rasanya enak”. Doi cuma menyahut:
ahhhhhhh ….. ahhhhhhhh …… ahhhhhhhh …… Sementara itu doi mengerakkan pantatnya
maju-mundur sembari makin mempercepat pijitan-pijitan di dalam lubang memeknya. Sialan,
bener-bener enak memeknya, sebentar lagi gue bisa muncrat nih. Buru-buru gue tarik kontol
gue untuk melepaskan diri dari memek enak itu. Tapi baru ketarik sedikit, doi merapatkan
kedua pahanya sehingga memeknya menjepit kontol gue sehingga agak susah gue tarik keluar.
Gila bener nih cewek. “Lepas dulu Nan, nanti gue keluar,” gue bilang ke doi. Tapi doi sekali
lagi cuma menyahut dengan desahan-desahan nikmat: ahhhhhhh….ahhhhhh …. ahhhhhhh.
Setengah mati gue berusaha menahan peju gue supaya jangan keluar dulu, karena gue masih
mau lebih lama merasakan enaknya memeknya pembokat gue itu. Sekali lagi berhasil. Tapi
dengan cepat kedua kaki Yani melingkar di badan gue untuk menekan kontol gue masuk lagi ke
dalam memeknya. Sialan bener. Dengan gerakan liar doi kemudian malah
menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur dengan posisi kedua kakinya menjepit pantat
gue. Di dalem lubang memeknya, kontol gue terasa seperti cucian lagi dibilas. Busyet deh, nih
cewek memeknya enak banget. Nggak tahan dibegituin lama-lama, akhirnya peju gue muncrat
di dalem memeknya. Nggak lama setelah itu, memeknya kembali berdenyut-denyut cepat,
memijiti kontol gue. Bersamaan dengan itu, pantat doi mundur-maju dengan gerakan sangat
cepat, dan badannya sedikit mengejang. Dari mulut Yani cuma keluar suara: ahhhhhh…..
aduhhhhhhhh ……. masssssss ……. ahhhhhhhh ……… aduhhhhhh….. massssss …….. Sejak
malem itu, tiap malem gue embat memeknya Yani yang enak itu. Baru stop sewaktu dia mens.
Maklumlah, namanya juga bulan madu….. TI

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience