1051 Views |  Like

Memek Mbak Ambat TOP BUANGET Boooo

Age when it happend: 20
Where it happened: Her new apartment
Langauge: Malaysian
Sex: Female
Rating: 2
Category: Straight

Perkenalkan, namaku Nico usia 23 tahun, tampang lumayan (kata yang lain lho), kulit putih, tinggi 167-an. Aku memiliki sebuah pengalaman yang sangat istimewa, penglaman yang pertama kali dan tak dapat terlupakan, yang terjadi ketika aku masih berumur 13 tahun, masih duduk di kelas 1 SMP. Tentu saja ketika itu aku masih sangat muda, tinggiku dulu masih belum ada 160-an, dan belum banyak mengetahui apa-apa, apalagi dunia seks, walaupun dulu aku juga pernah menonton beberapa film blue, namun pengetahuanku mengenai seks yang sebenarnya masih sangat minim. Sebenarnya seluruh keluargaku ada di Semarang, namun aku dititipkan oleh orangtuaku kepada Oomku untuk sekolah di salah satu SMP swasta favorit di Jakarta.


Oomku adalah pemilik dan juga merangkap salah satu jabatan direktur di salah satu perusahaan, yang berlokasi di kawasan bisnis Kuningan, namun oleh karena kesibukan kerja yang amat banyak, Oomku membuat juga sebuah kantor mini di rumahnya, yang diisi hanya oleh beberapa karyawan saja. Dengan perangkat komputer yang canggih sehingga dapat langsung diakses ke kantor pusat.


Salah satu staff Marketing perusahaan Oomku bernama Mbak Ambarwati, dan biasa kupanggil Mbak Ambar, dan tampaknya Mbak Ambar menjadi salah satu staff kepercayaan Oomku, karena walaupun sebenarnya kantornya adalah di Kantor Pusat Kuningan, namun ia sering membantu Oomku di kantor mini di rumahnya yang sangat besar, sehingga aku sering melihatnya, karena kadang-kadang aku sering masuk kantornya untuk meminjam alat-alat tulis untuk mengerjakan pekerjaan sekolahku.


Mbak Ambar sangat cantik dan manis, usianya sekitar 25 tahun, tingginya kurang lebih 160-an, tubuhnya sangat ideal, kulitnya kuning langsat, serta memiliki rambut yang dipotong pendek sebahu. Dengan baju kerjanya Mbak Ambar terlihat sangat cantik dan seksi. Apabila ia sedang melepas blezernya, buah dadanya tampak padat, ukurannya sedang-sedang saja. Karena ia selalu memakai rok span mini, maka pantatnya terlihat padat dan kencang, karena tercetak dengan sangat jelas di rok spannya yang ketat.


Sering kali ketika aku sedang mengerjakan tugas sekolahku di salah satu meja kerja yang kosong, aku melirik ke arah betis Mbak Ambar yang sangat mulus dan indah, Mbak Ambar juga selalu memakai sepatu hak tinggi warna hitam yang seksi, sehingga menambah keindahan kaki dan betisnya. Pernah suatu kali ketika aku sedang melirik betis indahnya Mbak Ambar, tanpa kusadari ia mengetahuinya dan melihat ke arahku. Begitu aku tiba-tiba sadar dan melihat ke arahnya, aku malu sekali, jantungku berdegup kencang. Namun Mbak Ambar justru tersenyum kepadaku, yang malah membuatku makin jadi salah tingkah. Mbak Ambar memang orangnya ramah dan baik hati, bahkan ia terkadang memberiku hadiah-hadiah kecil. Namun
tetap saja apabila aku sedang diajak bicara olehnya, jantung ini berdebar-debar, entah kenapa.


Peristiwa ini bermula pada suatu hari di hari Sabtu, ketika sekolahku libur. Seperti biasanya jika hari Sabtu kantor Oomku tutup, dan kebetulan hari itu Oomku sedang pergi ke luar kota untuk urusan bisnisnya. Hari itu sekitar jam 10 pagi, dan aku sedang duduk-duduk di teras depan, namun tiba-tiba Mbak Ambar datang dengan pakaian kerjanya seperti biasa.


“Eh, Mbak Ambar ! Lho, Mbak ini kan hari Sabtu, kok masuk kerja ?”, tanyaku keheranan. “Oh, soalnya ada pekerjaan yang Mbak mesti selesaikan hari ini juga.” jawabnya. “Oh, begitu. Tapi di kantor nggak ada siapa-siapa lho.” kataku. “Ah, nggak apa-apa kok, Mbak bisa bekerja sendiri.” katanya. ” Tapi kamu mau khan temenin Mbak di kantor, supaya nggak terlalu sepi.”, tanyanya. Wah, tentu saja aku mau, aku kan jadi bisa puas ngeliatin Mbak Ambar, memang tawaran ini yang kutunggu-tunggu, kataku dalam hati, he..he..he… “Ehm, baik Mbak, aku temenin deh…” jawabku. Sungguh aku yang saat itu masih berumur 13 tahun, sama sekali tidak mempunyai prasangka apapun.


Di dalam ruang kerja kantor, Mbak Ambar bekerja menggunakan komputernya, sedangkan aku sendiri bermain game dengan komputerku (dulu belum ada internet sih…), tepat di sebelah meja Mbak Ambar. Saat itu kulihat Mbak Ambar sedang sibuk dengan pekerjaannya, tentu saja kesempatan ini kugunakan sebaik-baiknya, untuk memperhatikan kecantikan Mbak Ambar habis-habisan. Keperhatikan wajah Mbak Ambar yang begitu cantik, lalu buah dadanya yang padat. Karena Mbak Ambar menggunakan rok span yang mini, maka ketika ia duduk dengan menumpangkan kakinya, pahanya yang putih mulus itu langsung terlihat, juga betisnya yang indah, kutatap habis-habisan. Namun tiba-tiba Mbak Ambar menatapku sambil tersenyum menggoda, ” Lagi ngeliatin apa kamu, Nico ?” Deg ! Astaga…, aku benar-benar kaget, jantungku serasa copot, aku benar-benar panik, ” Eh.., anu…, ehm…, nggak kok Mbak…”, jawabku terbata-bata.


“Nggak apa-apa kok, kalau kamu suka Nico…”, katanya sambil tersenyum nakal. Namun Mbak Ambar malah berdiri ke arah pintu dan menguncinya, lalu menghampiriku dan berdiri tepat di depanku, bau harum parfumnya terasa olehku. Tentu saja aku jadi makin berdebar-debar nggak karuan. “Co, menurut Nico, Mbak Ambar cantik nggak ?”, tanyanya menggoda. “Eh… enggg.. iya..” jawabku kebingungan sambil menunduk, aku bahkan tidak berani melihatnya. “Nah… kalau begitu Nico mau dong kalau Mbak Ambar minta tolong.” katanya, dan Astaga… Mbak Ambar bertanya sambil mengelus pipiku dengan punggung telapak tangannya. Perasaanku saat itu benar-benar campur-aduk, aku merasakaan kehalusan dan kelembutan tangannya, namun bercampur dengan grogi dan bingung. Aku hanya bisa mengangguk saja.


Lalu Mbak Ambar memegang tanganku dan menariknya dengan lembut, sehingga aku bangun dari dudukku.
“Yuk.., ikut Mbak.., Mbak mau ajarin Nico sesuatu.”, katanya sambil menuntunku berjalan ke arah meja kerja yang kosong. Sebagai seorang anak, yang baru berangkat remaja, dan sedang kebingungan, saat itu aku benar-benar bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, aku mengikuti semua kemauan Mbak Ambar.


“Nah,.. sekarang kamu berdiri di sini, dan diam dulu yah,…” katanya. Aku berdiri dengan bersandar pada meja. Lalu tiba-tiba Mbak Ambar mengecup bibirku dengan lembut, aku benar-benar kaget, sungguh, baru kali ini aku merasakan ciuman, rasanya benar-benar nikmat, bibir Mbak Ambar terasa lembut dan basah, aku hanya bisa diam saja sambil memejamkan mata, dan terus-terang saat itu penisku langsung bergerak naik perlahan.


Kemudian tiba-tiba tangan Mbak Ambar, bergerak menuju celana pendekku, dan memengang tali celanaku. “Mbak, eh…, anu…, Nico mau diapain Mbak ?…”, tanyaku dengan gugup, terus-terang perasanku saat itu agak takut. Nngak tau kenapa, walaupun aku pernah melihat film blue satu-dua kali, namun menghadapi kenyataan yang sebenarnya dan yang pertama kayak begini, jantungku berdegup sangat kencang.


“Kamu tenang saja deh Nico.., percaya deh sama Mbak, pasti nanti kamu suka.”, bujuknya sambil kembali tersenyum nakal. Lalu Mbak Ambar mulai berlutut di hadapanku, dan mulai mengendurkan tali celanaku, “Mbak… jangan Mbak… “, aku sungguh-sungguh bingung dan takut, sungguh bukan pura-pura, badanku terasa panas-dingin, namun Mbak Ambar tidak memperdulikanku ia malah sibuk mencoba membuka celanaku, nampaknya nafsu birahinya sudah tak bisa lagi dikendalikan. Setelah talinya kendur, lalu Mbak Ambar melorotkannya, karena aku kebetulan sedang tidak memakai celana dalam, langsung saja penisku terjulai keluar. Ukuran penisku saat itu masih tanggung, bulunya pun masih sedikit karena memang baru tumbuh, namun kelihatannya hal itu justru membikin Mbak Ambar menatap penisku dengan tatapan buasnya. “…Mbak……”, ujarku lirih dengan gemetar, lututku terasa lemas. Mbak Ambar yang tahu akan keadaanku lalu memegang pinggangku, dan menyuruhku naik, duduk di meja. Seperti terhipnotis akupu!
n mengikutinya lagi. Lalu Mbak Ambar memegang penisku yang sudah agak keras itu, Ah….. genggaman jari-jari lentik Mbak Ambar terasa sangat lembut di penisku…


Lalu tiba-tiba dengan lembut Mbak Ambar, menjilat kepala penisku perlahan, “Ahh…. Mbaaaak…..” jeritku lirih, Gila…. rasanya…. sulit dilukiskan…., bergetar seluruh tubuhku, saat lidah Mbak Ambar yang lembut menyapu permukaan kepala penisku. Lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Mbak Ambar langsung mengulum penisku, benar-benar Gila rasanya….

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience