16253 Views |  2

aku diperkosa ayahku

Age when it happend: 15
Where it happened: rumah ibu
Langauge: melayu
Sex: Female
Rating: 4
Category: Straight

Aku seorang wanita yang selama hidup senantiasa mengalami kesialan. Aku bisa berkata begitu karena setiap orang yang kupercaya selalu saja mengkhianatiku. Orang pertama yang mengkhianatiku adalah ayah tiriku. Dialah lelaki bangsat yang menodai keperawananku. Dia memperkosa aku saat umurku baru 15 tahun. Kejadiannya adalah saat ibuku sedang sakit dairawat di rumah sakit. Saat itu aku sedang sendiri an di rumah ketika ayah tiriku pulang kerja, kerjanya hanyalah sopir taksi dan tak biasanya dia pulang siang-siang, padahal seharusnya dia pulang malam untuk mencari banyak penumpang demi pengobatan ibuku.

Saat dia masuk rumah, tiba-tiba aku disuruh mandi dengan alasan akan diajak ke rumah sakit. Selesai mandi, betapa terkejutnya aku menyaksikan ayahku duduk di ruang tamu dalam keadaan telanjang bulat. Sejak ibuku menikah dengannya selama 3 tahun, belum pernah aku melihat ayahku telanjang seperti itu, apalagi duduk tenang di ruang tamu. Perasaanku kalut saat dia berdiri menghampiriku dengan mata yang aneh. Di balik bulu kemaluannya yang lebat, kulihat penis itu sudah berdiri. Itu juga kali pertama aku melihat penis lelaki. Kejadian berikutnya tentu bisa ditebak. Sejak semula rupanya ayah sudah merencanakan untuk memperkosaku dan saat itu adalah waktu yang sudah ditunggu-tunggunya selama ini. Dengan tangannya yang kekar, handuk yang menutupi tubuhku dengan mudah ditariknya. Dalam keadaan telanjang, tubuhku diboyongnya ke kamar. Tentu saja aku meronta sekuat tenaga dan memberikan penolakan atas pemerkosaan itu. Namun pemberontakan maupun teriakanku tak menghentikan aksi bejat ayahku. Lagipula rumah kami berada di blok belakang kompleks perumahan yang sebagian besar rumah-rumahnya masih belum berpenghuni.
Siang itu, ayah tiriku melakukan pemerkosaan dua kali. Darah perawanku berceceran di lantai kamar. Ayah sendiri yang mengelap darah tersebut. Setelah kejadian pertama aku disuruh mandi lagi dan di kamar mandi aku menangis sejadi-jadinya. Karena aku tak kunjung membersihkan tubuhku, ayahku masuk kamar mandi menyirami tubuhku dengan guyuran air shower. Dan di kamar mandi itulah kejadian kedua terjadi. Aku disuruh nungging dan ayahku memperkosaku dari arah belakang. Aku benar-benar tak merasakan kenikmatan atas hal ini kecuali rasa sakit di hati dan kemarahan yang meluap-luap. Setelah puas, ayahku mandi tanpa memperdulikan aku yang meringkuk di pojok kamar mandi sambil menangis. Dia membersihkan kemaluannya di depan mataku dan sesekali mengguyur tubuhku. Seingatku, dalam dua kali pemerkosaan itu ayahku tak mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku melainkan dibuang di luar tubuhku. Namun tetap saja hari itu keperawanku sudah terenggut.
Selama ibu berada di rumah sakit karena sakit diabetesnya, akulah yang menjadi pelampiasan nafsu syahwat ayah tiriku. Aku tak berani kabur karena dia mengancam akan memburuku di manapun aku bersembunyi. Sejak ibu keluar dari rumah sakit, ayah masih suka mencari-cari kesempatan untuk menyetubuhiku. Sudah tak terhitung berpa kali ia melakukannya. Sering dia memaksaku berbuat hina itu dengan alasan menolong ibu, karena jika aku menolak dia akan menceraikan ibu. Lagipula dia berjanji tak akan menghamiliku dengan cara selalu saja membuang spermanya di luar tubuhku. Namun itu masalah lain lagi, pada saat dia klimaks sering sekali dia memaksaku untuk membuka mulut dan memuntahkan spermanya ke dalam mulutku. Dia juga memaksaku untuk menikmati persetubuhan itu dan aku tak bisa merasakan apapun selain kesakitan di selangkangan.

Entah sudah berapa kali lelaki setengah baya itu menyetubuhiku. Namun pada suatu saat, aku lupa harinya, sekitar tiga bulan sejak pertama kali aku diperkosa, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain saat disetubuhi ayah tiriku. Aku merasakan sebuah kenikmatan dan menyembunyikan rasa ini agar ayahku tak ketagihan menyetubuhiku. Rasa nikmat itu berlanjut dan tak mampu kutepiskan.
Setahun sejak persetubuhan pertama, aku justru menunggu ayah menyetubuhiku. Jika kuingat-ingat, hampir dua hari sekali ayah telah menyetubuhiku dan selama setahun itu aku sama sekali tak hamil. Karena merasa aman dari kehamilan akhirnya aku memutuskan untuk menikmati persetubuhan terlarang itu. Dalam hati terdalam aku merasa berdosa kepada ibuku. Tapi aku berpikir jangan-jangan ibu sudah tahu apa yang kami lakukan.
Kecurigaanku kepada ibuku mulai terbukti. Saat siang hari dia balik dari pasar karena dagangannya sudah habis, dia masuk rumah biasa saja padahal aku sedang ada di kamarnya bersama suaminya. Ketika suaminya keluar hanya pakai sarung dan aku masih di dalam kamar menahan tangis, dia malah ke dapur dan pergi mandi, seakan menghindar dariku. Aku masuk kamar dan melanjutkan tangisku. Kudengar mereka saling berkata seperti orang bertengkar. Sorenya, aku sama sekali tak ditanya oleh ibu tentang kejadian siang itu. Selanjutnya hari-hari berlalu bagai neraka. Dengan sikap ibu yang acuh itu, kecanduanku pada seks semakin tak bisa kukendalikan.

Setiap kali ada kesempatan, sekarang justru aku yang memancing ayah tiriku untuk menyetubuhiku. Kadang hanya berapa menit setelah ibu keluar rumah menuju pasar, saat ayah pura-pura belum mau narik taksi, aku mandi agak lama. Lalu keluar kamar mandi hanya pakai handuk dan seperti yang biasa terjadi, pagi itu ayah mendekapku dari belakang. Tanpa perlawanan aku didorong ke kamarku. Saat itu aku yang membuka pakaian ayah. Kunikmati tubuh suami ibuku dengan sungguh-sungguh meskipun aku tahu di ujung klimaks nantinya ayah akan membuang spermanya ke lantai dan bukan ke rahimku. Biasanya setelah puas ayah akan berterima kasih dan menasehatiku agar nantinya aku bisa punya suami yang memiliki penis sebesar dia. Ayah tiriku memang bangga dengan ukuran penis yang dia punyai. Mungkin itu juga yang membuatku jadi ketagihan untuk disetubuhinya. Sampai suatu ketika semua berubah. Ayahku mati dalam sebuah kecelakaan di jalan raya.

Processing your request, Please wait....
  • 0 - very bad experience 10 - very great experience